Keunikan Bahasa Indonesia - Setiap kata yang tercipta dari sebuah bahasa pasti ada arti dan makna
filosofinya. Termasuk perbedaan satu huruf saja untuk sebuah kata bisa
mengubah maknanya. Kali ini kita akan bermain-main dengan kata-kata yang
mengandung huruf O dan U yang mungkin belum disadari oleh banyak orang.
Filosofi terbentuknya kata-kata tersebut. Mungkin bisa membuat kita
tersenyum sejenak.
Yang pertama, coba perhatikan kata-kata dibawah ini:
Gua – goa
Kantung – kantong
Lubang – lobang
Mangkuk – mangkok
Pasangan
kata-kata diatas mungkin artinya sama. Saya tidak tahu persis mana yang
diakui oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia. Mungkin banyak dipengaruhi
oleh bahasa daerah.
Kalau diperhatikan pasangan kata
tersebut punya pola yang sama dan unik. Huruf O dan U adalah pembentuk
utama kata-kata itu dan ditukarkan artinya tetap sama. Secara fisik,
dilihat dari samping maka bentuknya seperti huruf U. Dan kalau dilihat
dari atas/depan maka bentuknya seperti huruf O.
Itu
tadi dilihat secara fisik. Ada juga filosofinya kenapa memakai huruf O
cuma satu. Jika memakai dua huruf O maka secara fisik dan maknanya akan
berubah seperti berikut:
Gua – goa ==> terowongan, lorong, kolong
Kantung – kantong ==> bocor
Lubang – lobang ==> bolong
Mangkuk – mangkok ==> kosong
Tak
hanya itu, kata Otak juga punya filosofi tersendiri. Punya huruf O cuma
satu artinya pintu masuknya cuma satu. Kalau punya dua pintu maka sama
seperti masuk di telinga kiri keluar di telinga kanan. Sehingga
orang-orang yang punya sifat seperti itu sering disebut bodoh, tolol,
oon, ongol-ongol, goblok dll. Itulah mengapa kata Indon sangat tak enak
didengar org Ind.
Begitu juga dengan kata tabung
(reaksi, kimia). Bentuknya sama seperti huruf U. Biarpun tidak bisa
dijadikan kata tabong (memang aneh). Kalau dilihat dari atas bentuknya
seperti huruf O. Tapi kalau pakai dua huruf O maka akan menjadi teropong
atau cerobong.
Sama halnya dengan kata cekung.
Bentuknya sama seperti huruf U. Bentuknya seperti huruf O kalau dilihat
dari atas. Dan tambah lagi huruf O maka akan menjadi corong.
Mungkin sama juga dengan kasusnya memakai kondom. Bagaimana pun juga pasti ada yang bobol.
Ternyata
setiap kata dari punya filosofinya tersendiri. Bravo nenek moyang kita
sudah berpikir sejauh itu sebelum menciptakan kata, tidak asal-asalan.
Lalu bagaimana dengan negeri tetangga...saya kurang tahu bahasa sana.