Objek Wisata Museum Tsunami Aceh : Mengenang dan Meresapi Bencana Sarat Hikmah
Tinjauan
Di dalamnya dapat Anda temukan lorong
sempit dengan air terjun yang mengeluarkan suara begemruh di kedua
sisinya seakan mengingatkan dahsyatnya gelombang tsunami. Museum Tsunami Aceh menampilkan simulasi elektronik gempa bumi Samudra Hindia 2004,
foto-foto korban dan kisah dari korban selamat.
Museum ini diresmikan pada Februari
2008. Tujuan pembangunannya selain untuk mengenang gempa bumi yang
mengakibatkan tsunami tahun 2004 juga serta menjadi pusat pendidikan dan
sebagai pusat evakuasi jika bencana tsunami datang lagi. Saat itu
korban tsunami Aceh 2004 menewaskan lebih 120 ribu orang.
Model bangunannya adalah hasil pemenang
sayembara, yaitu M.Ridwan Kamil (Dosen Arsitektur dari Institut
Teknologi Bandung) dengan ide bangunan berupa Rumoh Aceh as Escape Hill. Denah bangunan museum ini merupakan analogi dari epicenter gelombang laut tsunami. Unsur tradisional berupa Tari Saman telah diterjemahkan dalam kulit luar bangunan eksteriornya.
"Temukan lorong sempit yang gelap dimana di sisi kiri dan kanannya ada air bergemuruh, kadang memercik pelan, kadang bergemuruh kencang. Sesaat suara-suara tersebut akan mengingatkan Anda pada kejadian tsunami pada 26 Desember 2004 di Banda Aceh dan sekitarnya".
Museum yang dibangun dengan dana sekitar
Rp 70 miliar ini memiliki 2 lantai dimana lantai 1 merupakan area
terbuka yang bisa dilihat dari luar dan fungsinya sebagai tempat untuk
mengenang peristiwa tsunami. Di Lantai ini terdapat beberapa ruangan
yang berisi rekam jejak kejadian tsunami 2004. Di antaranya ruang pamer
tsunami, pratsunami, saat tsunami dan ruang pascatsunami. Beberapa
gambar peristiwa tsunami, artefak jejak tsunami, dan diorama ditampikan
di lantai ini. Salah satunya adalah diorama kapal nelayan yang diterjang
gelombang tsunami dan diorama kapal PLTD Apung yang terdampar di Punge
Blang Cut.
Di lantai 2 berisi media-media
pembelajaran berupa perpustakaan, ruang alat peraga, ruang 4D (empat
dimensi), dan souvenir shop. Beberapa alat peraga yang ditampilkan
antara lain, rancangan bangunan yang tahan gempa, serta model diagram
patahan bumi. Ada beberapa fasilitas terus disempurnakan seperti ruang
lukisan bencana, diorama, pustaka, ruang 4 dimensi, serta cafe.
Eksterior museum ini mengekspresikan
keberagaman budaya Aceh dengan ornamen dekoratif berunsur transparansi
seperti anyaman bambu. Tampilan interiornya akan menggiring Anda pada
perenungan atas musibah dahsyat yang diderita warga Aceh sekaligus
kepasrahan dan pengakuan atas kekuatan dan kekuasaan Tuhan.
Museum Tsunami Aceh dibangun atas
prakarsa beberapa lembaga yaitu Badan Rekontruksi dan Aceh-Nias,
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Pemerintah Daerah Aceh,
Pemerintah Kota Banda Aceh, dan Ikatan Arsitek Indonesia.
Kunjungan Anda ke Museum Tsunami Aceh tidak akan sia-sia karena bangunan museum ini sarat dengan nilai kearifan lokal dan didesain dengan konsep memimesis kapal dan dari luar jauh terlihat seperti cerobong sehingga unik untuk direkam dalam kamera Anda.
Berbelanja
Di
Jalan Sri Ratu Safiatuddin No.78, Peunayoung, terdapat Pusaka Souvenir
yang menyediakan beragam kerajinan rumahan cantik hasil buah tangan
wanita Aceh. Anda perlu membelinya salah satu seperti tas mukena
bordir, busana tradisinal Aceh, kain songket, hingga sajadah.
Anda dapat membeli beragam kerajiinan
tangan dari bahan daur ulang. Bentuk kerajinan ini berupa kotak tisu,
perhiasan, tempat pensil, album foto, hingga lampu duduk. Temukan
lokasinya di Jalan Iskandar No.6 Simpang BPKP, Lambuk, Ulee Kareeng.
Transportasi
Temukan lokasi Museum Tsunami Aceh di Jalan Sultan Iskandar Muda dekat Simpang Jam. Patokan lain untuk memudahkan Anda adalah lokasinya di seberang Lapangan Blang Padang, persis dekat pemakaman kuburan Belanda (Kerkhoff Peutjut).Kuliner
Temukan pusat jajanan dengan konsep outdoor Rex
Peunayong dan mampu menampung 35 pedagang. Cicipilah makanan khas Aceh
seperti mie aceh, gulai kambing, nasi briyani, dan martabak aceh.
Kuliner lain yang bisa jadi pilihan
adalah sate matang yaitu berupa sate sapi dipadu kuah soto. Makanan ini
cukup banyak diburu dimana asalnya sendiri dari Aceh Utara di daerah
Matang.
Di Jalan Medan Banda Aceh Km 3,5 ada Rumah Makan Aceh Rayeuk. Uniknya tempat ini dijuluki ‘sampah’, maksudnya
untuk menikmati sepotong ayamnya Anda perlu mencarinya di tumpukan daun
salam, pandan, dan cabai hijau. Harga seporsinya Rp60.000,00 sebuah
nilai yang sebanding dengan rasanya.
Hal unik yang dapat Anda temukan di
Banda Aceh adalah tersedianya banyak warung kopi. Masyarakat Aceh
dikenal gemar menikmati kopi sambil bercengkrama atau sekadar
menghabiskan waktu luang. Awalnya warung kopi ini adalah tempat yang
paling banyak di kunjungi santri dan memang lokasinya lebih banyak di
sekitaran masjid.
Kegiatan
Saat libur lebaran museum ini cukup
ramai dikunjungi masyarakat yang ingin mengingat bagaimana dahsyatnya
bencana tsunami 2004. Masyarakat banyak yang membawa makanan untuk
kemudian disantap bersama di sekitaran museum ini. Semilir angin sejuk
akan membuat betah berlama-lama berada di sini. Dari belakang gedung
dapat melihat pemandangan kuburan Belanda atau Kerkhoff Peutjut.
Apabila Anda perhatikan sekilas bangunan
museum ini nampak seperti perahu lengkap dengan cerobong asapnya.
Dinding seperti anyaman bambu. Mendekat dan masuklah ke dalamnya dan
temukan tiang-tiang kokoh menopang bangunan ini seperti konsep rumah
tradisional Aceh.
Dari bangunannya tersirat nilai-nilai religi yang dapat Anda perhatikan seksama. Seperti ruang yang disebut The Light of God
yaitu ruang yang berbentuk sumur silinder yang menyorotkan cahaya ke
atas sebuah lubang berupa lafaz Allah. Dinding sumur silinder bernama
Sumur Doa (Chamber of Blessing) memuat nama-nama korban tsunami yang berhasil diidentifikasi.
Anda dapat mencoba merasakan gempa dengan berbagai tingkat kekuatan di bangunan simulasi gempa atau shaking table. Tingkatan kekuatan yang dapat dirasakan dari vertical level 3-8 dan horizontal 3-8.
Amati juga bagaimana museum juga memiliki escape hill
yaitu sebuah taman berbentuk bukit yang difungsikan sebagai salah satu
antisipasi lokasi penyelamatan apabila datang banjir atau tsunami.
Ada pula the hill of light yang dipenuhi ratusan tiang. Di sini Anda dapat meletakkan karangan bunga. Memorial hill
di ruang bawah tanah dilengkapi dengan ruang pameran yang dapat Anda
lihat-lihat. Selain itu, terdapat ruangan yang dirupakan sebagai gua
yang gelap disertai aliran air.
Di dalam gedung museum terdapat kolam
luas yang indah dengan jembatan di atasnya yang dinamakan Jembatan
Perdamaian. Jembatan ini menggambarkan Aceh setelah tsunami yang
berdamai dari konflik. Jika Anda melihat ke bagian atas jembatan maka
terdapat tulisan “Damai” dalam beberapa bahasa asing seperti Arab Saudi (Assalammualaikum), Hongaria (Beket), dan Perancis (Palx).
Di sekeliling kolam terdapat beberapa prasasti berupa batu bulat yang
bertuliskan negara-negara yang telah memberikan bantuan bencana di Aceh.
Museum dibuka pada hari Senin-Kamis dan
Sabtu-Minggu pukul 9.00-12.00 dan 14.00-16.30. Sedangkan hari Jumat
museum tidak dibuka. Untuk masuk museum Anda tidak perlu membayar tiket
dan tidak dikutip biaya apapun kecuali untuk menyaksikan tayangan 4D.
Sumber : indonesia.travel